batampos.co.id – Industri properti di Batam diyakini akan tumbuh pesat sepanjang tahun 2017 ini. Sebab selain memiliki pangsa pasar dalam negeri, produk properti Batam juga sangat diminati warga negara asing atau WNA.
Ketua DPD Real Estate Indonesia Khusus Batam, Djaja Roeslim, mengatakan posisi Batam yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia memang sangat menguntungkan sektor properti. Karena banyak WNA yang berminat membeli properti di Batam meskipun statusnya hanya hak pakai.
“Kalau hak pakai itu hanya sekitar 30 tahun saja. Kemudian dia harus memperpanjangnya lagi 20 tahun ke depan dan kemudian bisa dimohonkan lagi 30 tahun lagi,” kata Djaja Roeslim, Senin (6/2).
Selain karena tingginya permintaan, menurut Djaja, bisnis properti di Batam akan kembali bergairah menyusul terbitnya Perka BP Batam Nomor 1 Tahun 2017 tentang Tarif Layanan Lahan. Perka tersebut diakuinya menjadi kepastian hukum bagi para pengembang di Batam dalam menjalankan bisnisnya.
Karena itulah, saat ini para pengembang (developer), baik lokal, nasional, bahkan dari luar negeri, berlomba membangun properti di Batam. Baik berupa rumah tapak (landed house) maupun rumah vertikal atau apartemen.
Djaja menyebutkan, saat ini ada sekitar 400 ribu unit rumah tapak yang sudah dibangun di Batam. Dari jumlah itu, sekitar 60 persennya masuk kategori rumah sederhana dengan harga Rp 500 juta ke bawah. Kemudian sekitar 30 persennya masuk kategori rumah menengah dengan harga antara Rp 500 juta sampai Rp 2 miliar. Sedangkan 10 persen sisanya masuk klasifikasi rumah mewah dengan harga Rp 2 miliar ke atas.
Sementara pembangunan aparteman juga terus tumbuh. REI Khusus Batam mencatat ada sekitar 50 ribu apartemen yang akan berdiri di kota ini.
Senada dengan Djaja, John mengatakan lokasi Batam yang strategis menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen properti. Baik dari dalam maupun dari luar negeri.
Karenanya, dia meminta pemerintah mendukung sektor properti ini melalui kebijakan-kebijakan yang memudahkan. Sebab selain properti menjadi salah satu kebutuhan dasar masyarakat, pertumbuhan properti juga akan menggerakkan puluhan bisnis turunannya.
“Yang penting proses perizinan dipermudah,” kata John.
Sementara pengusaha properti, Werton Panggabean, juga mengakui bisnis properti di Batam mulai berangsur pulih.“Kondisi seperti ini sebenarnya harus diperhatikan. Ekonomi secara nasional harus dikuatkan,” katanya.
Menurut Werton, industri properti di Batam bisa menjadi kekuatan ekonomi baru selain industri. Sebab saat ini sudah banyak pengembang papan atas dari dalam dan luar negeri yang mulai serius menggarap sektor ini.
Source: Alfian LG-Lenny Julia – Batam Pos